I love Geography
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Makalah Kelompok Part 1

5 posters

Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Makalah Kelompok Part 1

Post by Yorsi Nuzulia Tue Aug 11, 2009 1:56 pm

Hai guys!!!! postkanlah makalah kelompok kalian di sini!!! setiap kelompok 1 posting saja. yang mengepostkan adalah ketua kelompoknya... semangat!!!
Yorsi Nuzulia
Yorsi Nuzulia
Admin

Jumlah posting : 39
Join date : 21.07.09
Age : 35
Lokasi : yogyakarta

https://learnsgeography.indonesianforum.net

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Kelompok III ( ketua Kelompok Rizki Anis)/ pendekatan kewilayahan.

Post by Yorsi Nuzulia Tue Aug 11, 2009 1:59 pm

PENGEMBANGAN WILAYAH



Kegiatan pengembangan wilayah adalah suatu kegiatan yang memiliki dua sifat yaitu sifat akademis dan sifat birokratis dalam mengelola wilayah. Sifat akademis biasanya menggunakan istilah “seyogyanya” dan sifat terapan biasanya menggunakan istilah “seharusnya”. Dengan demikian, pendekatan geografi, dalam tulisan ini, dapat digunakan dan dapat pula tidak digunakan dalam kegiatan pengembangan wilayah tergantung kemauan politis pemegang kekuasaan. Suatu pendekatan yang sudah dipilih dan diputuskan oleh pengambil keputusan politis maka “harus” dilaksanakan oleh para pelaksana di lapangan dan “tidak boleh” menggunakan yang lain. Produk politik seperti itu biasa disebut Undang Undang atau berbagai peraturan lainnya. Tulisan ini mencoba melakukan elaborasi sistim pembangunan yang berlaku saat ini dengan menggunakan pendekatan geografi.



Berbeda dengan sistim pembangunan pada era orde baru yang bertitik tolak dari GBHN yang berisi garis besar rencana pembangunan yang ditetapkan oleh MPR, sistim pembangunan pada era reformasi saat ini bertolak dari Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang berisi rencana pembangunan (lima tahun) yang disusun oleh Presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat dan setelah mendapatkan persetujuan dari DPR. Saat ini, pemerintah (pemerintah pusat) dan pemerintah daerah, dalam melaksanakan pembangunan mengacu pada UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah atau dikenal dengan UU Otonomi Daerah sebagai amandemen dari UU nomor 22 dan 25 tahun 1999. Di samping itu berbagai UU lainnya seperti UU nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, UU nomor 25 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU nomor 2 tahun 1992 tentang Rencana Tata Ruang, UU nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan UU lainnya yang telah mendapatkan persetujuan DPR-RI digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pembangunan.

Namun demikian pada prakteknya sistim pembangunan saat ini tidak berbeda dengan masa yang lalu karena masih menggunakan istilah pembangunan sektoral dan pembangunan daerah. Bidang pembangunan dijabarkan dalam sector, program dan proyek pembangunan. Proyek merupakan jenjang terrendah dari hirarki istilah dalam pembangunan dan pada tahap ini pelaksanaannya membutuhkan “dana” dan “tanah”. Dan dapat dimengerti, hasil pelaksanaan dari proyek pembangunan tahap inilah yang akan merubah kualitas lingkungan hidup, apakah semakin baik atau sebaliknya malah banyak menimbulkan masalah baru bagi masyarakat.



Konsepsi pembangunan wilayah pada dasarnya adalah pembangunan proyek proyek berdasarkan hasil analisa data spasial (Sandy dalam Kartono, 1989). Karena yang disajikan adalah fakta spasial maka ketersediaan peta menjadi mutlak diperlukan. Karena keseluruhan proyek berada di tingkat kabupaten/kota maka pemerintah kabupaten/kota mutlak perlu menyiapkan peta peta fakta wilayah dalam tema tema yang lengkap. Dalam lingkup pekerjaan inilah antara lain dituntut peran aktif para ahli geografi.

Pengwilayahan data spasial untuk menetapkan proyek pembangunan disebut wilayah subyektif, sedang wilayah yang ditetapkan untuk suatu bidang kehidupan sebagai tujuan pembangunan (penetapan wilayah pembangunan) disebut wilayah obyektif. Implementasi wilayah pembangunan pada umumnya tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Produk akhir dari analisis data spasial disebut “wilayah geografik” sedang cakupan ruang muka bumi yang dianalisis disebut “area/geomer/daerah”.



Saat ini semakin dapat dirasakan bahwa perkembangan suatu daerah tertentu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh daerah sekitarnya mulai dari daerah tetangga sampai daerah yang lebih jauh jaraknya bahkan pengaruh dari bagian bumi lainnya. Dampak globalisasi telah membuktikan hal itu. Oleh karena itu, wilayah sebagai system spasial dalam lingkup kegiatan pengembangan wilayah merupakan subsistem spasial dalam lingkup yang lebih luas. Sebuah kabupaten/kota, dalam kegiatan pengembangan wilayah, di samping menganalisis data spasial kabupaten/kota yang bersangkutan, juga perlu memperhatikan paling tidak bagaimana perkembangan daerah sekitarnya (interregional planning). Sebuah kabupaten/kota tidak dapat hidup sendiri dan oleh karena itu perlu mengadakan kerja sama dengan daerah tetangganya.



Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, suatu proyek pembangunan daerah dilaksanakan pada tingkat kabupaten/kota sebagai unit terrendah dalam hirarki pembangunan. Proyek terkait dengan jenisnya dan dananya. Setelah jenis dan dananya disediakan maka tahap berikutnya adalah menetapkan di bagian mana dari daerah kabupaten/kota proyek tersebut akan dilaksanakan. Ada beberapa cara untuk menetapkan proyek pembangunan. Cara penetapan proyek biasanya dilakukan, pada tahap awal, melalui suatu kajian akademis antara lain berdasarkan pendekatan geografi, pendekatan ekonomi dan lainnya.



Pendekatan geografi dilakukan melalui tahapan penetapan masalah, pengumpulan data dan analisis data mulai dari kegiatan penyaringan, pengelompokan, klasifikasi data, kegiatan pengwilayahan, korelasi dan analogi. Oleh karena adanya keragaman berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, berdasarkan kemampuan keuangan pemerintah dan skala waktu pelaksanaan, disusun skala prioritas proyek.

Hasil korelasi secara spasial (tumpang tindih atau overlay peta wilayah) dapat ditunjukan masalah apa sebagai prioritas proyek dan di mana lokasi proyek tersebut dilaksanakan. Dalam pelaksanaanya, pendekatan geografi tidaklah sesederhana itu.



Beberapa cara lain untuk menetapkan proyek pembangunan dapat disebutkan antara lain dengan menerapkan teori Economic Base, Multiplier Effect yang berkaitan dengan teori input-output dan penerapan teori lokasi,(Location Theory), teori pusat (Central Place Theory) dan penerapan teori Kutub Pengembanngan (Growth Pole Theory). .

1. Teori Lokasi. Paling tidak ada tiga hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan lokasi proyek pembangunan yaitu (1) pengeluaran terrendah (2) jangkauan pemasaran dan (3) keuntungan tertinggi.
2. Teory Pusat Pelayanan. Pola ideal yang diharapkan terbentuk, asumsi homogin dalam hal bentuk medan, kualitas tanah dan tingkat ekonomi penduduk serta budayanya, Christaller menyajikan bentuk pola pelayanan seperti jejaring segi enam (hexagonal). Bentuk pola pelayanan hexagonal ini secara teoritis mampu memperoleh optimasi dalam hal efisiensi transportasi, pemasaran dan administrasi (Haggett, 2001).
3. Teori Kutub Pertumbuhan. Berbeda dengan Christaller yang berlatar belakang ahli Geografi, teori Kutub Pertumbuhan diprakarsai dan dikembangankan oleh para ahli ekonomi. Teori ini melahirkan konsep ekonomi seperti konsep Industri Penggerak (leading industry), konsep Polarisasi dan konsep penularan (trickle atau spread effect).

Beberapa kelemahan penerapan cara cara di atas dalam penetapan proyek pembangunan dihadapkan pada factor politis pengambil kebijakan di tingkat kabupaten/kota utamanya pada era otonomi daerah saat ini, factor ketersediaan dana dan bidang tanah tempat dilaksanakannya proyek tersebut. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pendekatan geografi menjadi factor kunci dalam kegiatan penetapan proyek pembangunan berdasarkan penetapan prioritas secara tepat.



"http://www.w3.org/1999/xhtml"


kelompok 3
1. Rizka Anis F
2. Eva Marlina
3. Nira Nastiti
4. Annisa Nur Fathier
5. Fani Aprilia Perdani
6. Erlina Candra Dewi
7. Arief Yulianto
8. Bachtiar nurwidya
9. Methyana Setya Amalia


miss,, aqw lupa jewh??
temen kelompok''na Rolling Eyes


X.B RIZKA ANIS F
Yorsi Nuzulia
Yorsi Nuzulia
Admin

Jumlah posting : 39
Join date : 21.07.09
Age : 35
Lokasi : yogyakarta

https://learnsgeography.indonesianforum.net

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Jawaban kelompok 1

Post by Dian wulansari Tue Aug 11, 2009 2:33 pm


Pendekatan Keruangan
.
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus, 1997).
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. What? Struktur ruang apa itu?
2. Where? Dimana struktur ruang tesebut berada?
3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk sperti itu?
4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
6. Who suffers what dan who benefits whats? Bagaimana struktur
Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.
Pola keruangan berkenaan dengan distribusi elemen-elemen pembentuk ruang. Fenomena titik, garis, dan areal memiliki kedudukan sendiri-sendiri, baik secara implisit maupun eksplisit dalam hal agihan keruangan (Coffey, 1989). Beberapa contoh seperti cluster pattern, random pattern, regular pattern, dan cluster linier pattern untuk kenampakan-kenampakan titik dapat diidentifikasi (Whynne-Hammond, 1985; Yunus, 1989).
Agihan kenampakan areal (bidang) dapat berupa kenampakan yang memanjang (linier/axial/ribon); kenampakan seperti kipas (fan-shape pattern), kenampakan membulat (rounded pattern), empat persegi panjang (rectangular pattern), kenampakan gurita (octopus shape pattern), kenampakan bintang (star shape pattern), dan beberapa gabungan dari beberapa yang ada. Keenam bentuk pertanyaan geografi dimuka selalu disertakan dalam setiap analisisnya.
Proses keruangan berkenaan dengan perubahan elemen-elemen pembentuk ruang dana ruang. Oleh karena itu analisis perubahan keruangan selalu terkait dengan dengan dimensi kewaktuan (temporal dimension). Dalam hal ini minimal harus ada dua titik waktu yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap fenomena yang dipelajari.
Kerangka analisis pendekatan keruangan dapat dicontohkan sebagai berikut.
“....belakangan sering dijumpai banjir dan tanah longsor. Bencana itu terjadi di kawasan hulu sungai Konto Pujon Malang. Bagaimana memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan keruangan?
Untuk itu diperlukan kerangka kerja studi secara mendalam tentang kondisi alam dan masyarakat di wilayah hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap pertama perlu dilihat struktur, pola, dan proses keruangan kawasan hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena/obyek-obyek yang terdapat di kawasan hulu sungai Konto. Setelah itu, pada tahap kedua dapat dilakukan zonasi wilayah berdasarkan kerakteristik kelerengannya. Zonasi itu akan menghasilkan zona-zona berdasarkan kemiringannya, misalnya curam, agak curam, agak landai, landai, dan datar. Berikut pada tahap ketiga ditentukan pemanfaatan zona tersebut untuk keperluan yang tepat. Zona mana yang digunakan untuk konservasi, penyangga, dan budidaya. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan ruang tersebut. Erosi dan tanah langsung dapat dicegah, dan bersamaan dengan itu dapat melakukan budidaya tanaman pertanian pada zona yang sesuai.
Studi fisik demikian saja masih belum cukup. Karakteristik penduduk di wilayah hulu sungai Konto itu juga perlu dipelajari. Misalnya jenis mata pencahariannya, tingkat pendidikannya, ketrampilan yang dimiliki, dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Informasi itu dapat digunakan untuk pengembangan kawasan yang terbaik yang berbasis masyarakat setempat. Jenis tanaman apa yang perlu ditanam, bagaimana cara penanamannya, pemeliharaannya, dan pemanfaatannya. Dengan pendekatan itu terlihat interelasi, interaksi, dan intergrasi antara kondisi alam dan manusia di situ untuk memecahkan permasalahan banjir dan tanah longsor.


(in English)
a. Keruangan approach.
Keruangan approach is a way of approach or framework of analysis that emphasizes the existence of space as the emphasis. Eksisitensi space in the perspective of geography can be seen from the structure (spatial structure), pattern (spatial pattern), and the (spatial processess) (Yunus, 1997).
In the context of phenomena keruangan there is a difference kenampakan strutkur, pattern and process. Keruangan structure associated with the elements of the penbentuk space. Elements can be disimbulkan in three main forms, namely: (1) kenampakan point (point features), (2) kenampakan line (line features), and (3) kenampakan field (area features).
The framework analysis approach keruangan have a period of decline on the order of the elements forming space. In the analysis done with the questions as follows.
1. What? What is the structure of space?
2. Where? Tesebut space where the structure is?
3. When? When the structure of space form sperti it?
4. Why? Why the structure of space as is?
5. How? How does the process terbentukknya such structures?
6. Who suffers and who benefits what whats? How the structure
Keruangan is didayagunakan a way to interest people. Positive and negative impact of the existence of such a space is always associated with the interests of mankind at this time and will come.
Pattern keruangan regarding the distribution of the elements forming space. Phenomena point, line, and the area has its own position, either implicit or explicit in the case agihan keruangan (Coffey, 1989). Some examples of such cluster pattern, random pattern, regular pattern, and the cluster linier pattern for kenampakan-kenampakan point can be identified (Whynne-Hammond, 1985; Yunus, 1989).
Agihan kenampakan area (field) can be kenampakan stretching (linier / axial / ribon); kenampakan such as fan (fan-shape pattern), kenampakan rounded (rounded pattern), rectangle (rectangular pattern), kenampakan octopus (octopus shape pattern ), kenampakan stars (star shape pattern), and some combination of several existing. Sixth form geography questions in advance is always included in each analysis.
Keruangan process associated with changes elements of the space forming fund space. Therefore, the analysis of changes keruangan always associated with the dimensions kewaktuan (Temporal dimension). In this case there must be at least two points of time is used as the basic analysis on the phenomenon of learned.
Framework analysis approach can keruangan examplizeing as follows.
".... Often found later floods and landslides. Disaster that occurred in the headwaters Konto Pujon Malang. How to solve problems by using the approach keruangan?
Therefore, it is necessary framework for the study in depth about the natural environment and communities in the region upstream the river is Konto. In the first phase need to see the structure, pattern, and the headwaters area keruangan is Konto. At this stage it can be identified phenomena / objects found in the headwaters area Konto. After that, in the second stage can be done based on the zoning area kerakteristik kelerengannya. Zoning that will result in zones based on kemiringannya, for example, steep, a bit steep, slightly sloping, sloping, and flat. Next on the third stage, the zone is specified for the purpose of the right. Zone which is used for conservation, buffer, and cultivation. Thus, the error does not occur in the space. And soil erosion can be prevented, and at the same time it can do with the cultivation of agricultural crops in the appropriate zone.
Physical studies are therefore still not enough. Characteristics of the population in the region upstream river Konto is also necessary. For example the type of eye pencahariannya, level of education, the skills, and their habits. Information that can be used for the development of the area the best community-based local. What type of plants that need to be planted, how penanamannya, maintenance, and utilization. With the approach is seen interelasi, interaction, and intergrasi between nature and human condition in there to solve the problem of floods and landslides.


Nama kelompoknya :

1. Alviani Salim / 1
2. Ardi Prasetyo / 5
3. Dian Wulansari / 9
4. Ferdinand Thema W / 13
5. Ika Fatmawati / 15
6. Indah Dewandani / 16
7. Ita Mitayani / 17
8. Melina Asmantirahmi / 22

Razz scratch drunken
Dian wulansari
Dian wulansari

Jumlah posting : 4
Join date : 26.07.09
Age : 29
Lokasi : Jogja center city

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Re: Makalah Kelompok Part 1

Post by XB.Sefania Andam M. Tue Aug 11, 2009 5:30 pm

miss na aku kelompok 1 tp kelupakan ditulis,, huhuhu aku trlupakan
jangan lupa ya miss di catet Sefania Andam melatiwangi XB/28 Mad

XB.Sefania Andam M.

Jumlah posting : 4
Join date : 26.07.09
Age : 30
Lokasi : Yogyakarta

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Re-Makalah kelompok 1

Post by Sri Ihsanti B/X Bhe Sun Aug 16, 2009 1:54 pm

Miss ,aku tu di kelompok 1 , namaku itu ketuker sama Ita mitayani, dia 2 seharusnya di kelompok 2. Namaku, Sri Ihsanti basuki,absen 30,. jangan lupa ya di ganti,

Sri Ihsanti B/X Bhe

Jumlah posting : 5
Join date : 02.08.09
Age : 30
Lokasi : Bantul. DIY

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty PROTES

Post by X.B RIZKA ANIS F Mon Aug 17, 2009 3:17 pm

MISS,,,,

nama aqw thuw Rizka Anis,,,

Bukan Rizki Anis,,,, No
X.B RIZKA ANIS F
X.B RIZKA ANIS F

Jumlah posting : 6
Join date : 26.07.09
Age : 29
Lokasi : aqw in jogja berhati nyamend dundt

http://www.friendster.com/anieztmuanizt

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Re: Makalah Kelompok Part 1

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik