I love Geography
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Makalah Kelompok Part 1

4 posters

Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Makalah Kelompok Part 1

Post by Yorsi Nuzulia Tue Aug 11, 2009 2:04 pm

Hai guys!!!! postkanlah makalah kelompok kalian di sini!!! setiap kelompok 1 posting saja. yang mengepostkan adalah ketua kelompoknya... semangat!!!
Yorsi Nuzulia
Yorsi Nuzulia
Admin

Jumlah posting : 39
Join date : 21.07.09
Age : 34
Lokasi : yogyakarta

https://learnsgeography.indonesianforum.net

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Re: Makalah Kelompok Part 1

Post by XE/LUTFI NUR ANNISA Wed Aug 12, 2009 2:25 pm

MAKALAH GEOGRAFI
PENDEKATAN KERUANGAN




Disusun oleh:
Citra ayu R (06)
Daniel Nainggolan (08)
Isga Alda (15)
Lutfi Nur Annisa (18)
Nosi Yosa (23)
Nurfida Intan (24)
Nurul Fitria (25)
Sonia Ghoniyyu (30)

SMA NEGERI TIRTONIRMOLO
TAHUN AJARAN 2009/2010



PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Didalam pembahasan mengenai pendekatan kajian lingkungan hidup disini tim penulis dapat menjelaskan salah satu cara yaitu pendekatan keruangan dan mengenai ruang/bidang kajian lingkungan hidup secara garis besar seluruh objek kajian dapat dibeda.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas Mata Pelajaran Geografi. Adapun tema yang diangkat dalam makalah ini yaitu “Pendekatan dan Ruang Lingkup”.
Tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk membantu para siswa kedepan agar dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan masukkan tentang bagaimana cara untuk melakukan pendekatan dan memahami tentang ruang lingkup/bidang kajian lingkungan hidup.









PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN KERUANGAN
Pendekatan keruangan (Spatial Approach) merupakan metode pendekatan. Pada pelaksanaannya, pendekatan keruangan ini harus tepat berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku, yakni prinsip penyebaran, internal dan deskripsi. Sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada kenyataannya praktisnya, berhubungan satu sama lain.
1. Pendekatan Topik
Dalam mempelajari suatu masalah di wilayah tertentu, peneliti dapat mengadakan pendekatan dari topik tertentu yang menjadi perhatian utama. Misalnya didaerah tertentu, topik yang menjadi perhatian utama adalah pencemaran udara, inilah yang menjadi sorotan utama dalam pendekatan topik.
Pencemaran udara di suatu daerah tersebut diungkapkan jenis-jenisnya, sebab-sebabnya, penyebarannya, dan dampak yang ditimbulkannya. Hal yang menjadi pegangan pokok dalam melakukan pendekatan topik adalah tidak boleh dilepaskan hubungannya dengan ruang yang menjadi lokasi gejala atau topik yang didekati.
2. Pendekatan Aktivitas Manusia
Pada pendekatan keruangan yang kedua ini, pendekatan utama diarahkan kepada aktivitas manusianya (human aktivities). Pernyataan utama pada jenis pendekatan ini adalah bagaimana kegiatan manusia atau kegiatan penduduk disuatu daerah atau disuatu wilayah yang bersangkutan.
Aktivitas penduduk ini dapat ditinjau dari penyebarannya, interelaksinya dan deskripsinya dengan gejala-gejala lain yang berkenaan dengan aktivitas tadi ditinjau dari penyebarannya, dapat dibedakan jenis-jenis aktivitas tadi sehubungan dengan matapencaharian penduduk.
Dari penyebaran kegiatan penduduk tadi, dapat diungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, hidrografi, keadaan komunikasi transportasi, keadaan tinggi rendah permukaan, dan faktor-faktor lainnya. Maka dari itu, dapat dibuat suatu deskripsi tentang aktivitas penduduk tadi berdasarkan interelasi keruangan dengan gejala-gejala lain dan dengan berbagai masalah sebagai sistem keruangannya.

3. Pendekatan Regional
Maksud regional adalah suatu wilayah dipermukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan diri dari wilayah-wilayah lainnya. Pendekatan regional berarti mendekati suatu gejala tau suatu masalah dari region tempat gejala atau masalah tersebut tersebar. Penekanan utama pendekatannya bukan kepada topik atau aktivitas manusiannya, melainkan kepada region yang merupakan ruang atau lokasinya. Misalnya dalam melakukan studi tentang masalah pencemaran udara dapat dilakukan pendekatan regional tentang pencemaran udara tersebut berdasarkan wilayahnya.
Berdasarkan penyebaran, dapat pula diungkapkan sebab pencemaran udara itu terjadi di region wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya dapat diungkapkan interelasi dan interaksi gejala pencemaran udara itu dengan gejala-gejala lain pada region yang sama.
B. RUANG LINGKUP/BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
Sesungguhnya bahwa telah diketahui ruang lingkup jika dikaji memiliki pengertian yang sangat luas. Karena mencakup segala sesuatu yang ada di bumi maupun dipermukaan bumi. Jika dipandang dari segi teori lingkungan dapat dikelompokkan menjadi tiga lingkungan yaitu :
1. Lingkungan fisikal (physical environment) atau abiotik adalah segala sesuatu disekitar manusia yang berupa makhluk tak hidup,misalnya tanah, udara, air dan sinar matahari.
2. Lingkungan biologis (biological environment) atau biotik adalah segala sesuatu disekitar manusia yang berupa makhluk hidup, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, termasuk didalamnya adalah manusia.
3. Lingkungan sosial (social environment) adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berwujud tindakan atau aktivitas manusia baik dalam hubungannya dengan lingkungan alam maupun hubungan antarmanusia.
ANALISIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KERUANGAN

Pendekatan keruangan merupakan metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang (space) yang berfungsi mengakomodasikan kegiatan manusia. Geografi sebagai ilmu yang mempelajari geospheric phenomena menyoroti obyek dalam ruang dalam tujuh tema analisis spatial approach . Ketujuh tema analisis dalam spatial approach yaitu:

1. Spatial pattern analysis: penekanan utama dari analisis ini adalah pada sebaran elemen pembentuk ruang. Taraf awal adalah identifikasi mengenai aglomerasi sebarannya dan kemudian dikaitkan dengan upaya untuk menjawab geographic question.

2. Spatial structure analysis, menekankan pada proses keruangan yang biasanya divisualisasikan dengan perubahan ruang. Perubahan elemen-elemen pembentuk ruang . Demikian pula dengan analisis struktur keruangan, tugas utama yang pertama adalah mengidentifikasi susunan keruangan yang ada baru kemudian dikaitkan dengan upaya menjawab geographic question. Mengapa terjadi susunan itu dan faktor apa yang mempengaruhinya serta bagaimana susunan tersebut dapat terjadi.

3. Spatial process analysis, penekanan utama dari analisis ini adalah proses keruangan yang divisualisasikan pada perubahan ruang. Dapat dikemukakan secara kualitatif dan kuantitatif, dimensi temporal mempunyai peranan utama dalam hal ini.

4. Spatial interaction analysis menekankan pada interaksi antar ruang. Hubungan timbal balik antar ruang yang satu dengan yang lain mempunyai variasi yang sangat besar, sehingga upaya mengenali faktor-faktor pengontrol interaksi menjadi sedemikian penting.

5. Spatial organisation analysis bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen lingkungan mana yang berpengaruh terhadap terciptanya tatanan spesifik dari elemen-elemen pembentuk ruang. Penekanan utamanya pada keterkaitan antar kenampakan yang satu dengan yang lain secara individual. Sebagai contoh kongkrit adalah adanya setting dari kota besar, kota menengah, dan kota kecil yang berada dalam satu wilayah. Perbedaan utama dengan spatial pattern analysis adalah pada visualisasi kenampakannya. Pada analisis pola, penekanan utamanya pada kekhasdan aglomerasi. Sedangkan pada analisis organisasi terletak pada keterkaitan hubungan anatar elemen dan hirarki peranan elemn secara individual. Analisis ini kebnayakan diaplikasikan pada organisasi keruangan sistem kota-kota atau sistem permukiman di suatu wilayah yang luas.

6. Spatial association analysis bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya asosiasi keruangan antar berbagai kenampakan pada suatu ruang. Apakah ada keterkaitan fungsional atas sebaran keruangan atau gejala dengan sebaran keruangan gejala lain.

7. Spatial tendency analysis adalah suatu analisis yang menekankan pada upaya mengetahui kecenderungan perubahan suatu gejala. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan atas dua aspek utama yaitu aspek fisik dan aspek sosial.






























DAFTAR PUSTAKA

(http://www.planologiugm.com/forum.php?pilih=showthread&t=1)



Neutral flower santa

XE/LUTFI NUR ANNISA

Jumlah posting : 4
Join date : 28.07.09
Age : 29
Lokasi : jOGjAKaRTa

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Re: Makalah Kelompok Part 1

Post by XE / Charla Kurniasari Thu Aug 13, 2009 9:55 pm

GEOGRAFI
PENDEKATAN KEWILAYAHAN


Penyusun :
Adha Prabowo Iyasa ( Xe / 01 )
Agung Mahendra ( Xe / )
Charla Kurniasari ( Xe / 05 )
Deby Listyaning ( Xe / )
Intan Dinda ( Xe / )
Meity Avionitha ( Xe / )
Naelal Hidayah ( Xe / )
Pipit Vanesa ( Xe / )
Rizal Ahmad Sholeh ( Xe / )

SMA NEGERI TIRTONIRMOLO
Tahun Pelajaran 2009 / 2010


PENDAHULUAN

► Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana memecahkan masalah urbanisasi. Masalah itu merupakan masalah yang kompleks, melibatkan dua wilayah, yaitu wilayah desa dan kota. Untuk memecahkan masalah itu dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

1. menerapkan pendekatan keruangan, seperti dicontohkan pada pendekatan pertama
2. menerapkan pendekatan kelingkungan, sebagaimana dicontohkan pada pendekatan kedua
3. menganalisis keterkaitan antara faktor-faktor di wilayah desa dengan di kota
Arti Penting Pendekatan dalam Paradigma Geografi

Dalam menghampiri, menganalisis gejala dan permasalahan suatu ilmu (sains), maka diperlukan suatu metode pendekatan (approach method).














PENDEKATAN KEWILAYAHAN

a. Pendekatan Keruangan.

Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus, 1997).

Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).

Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1. What? Struktur ruang apa itu?
2. Where? Dimana struktur ruang tesebut berada?
3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk sperti itu?
4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
6. Who suffers what dan who benefits whats? Bagaimana struktur

Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.
Pola keruangan berkenaan dengan distribusi elemen-elemen pembentuk ruang. Fenomena titik, garis, dan areal memiliki kedudukan sendiri-sendiri, baik secara implisit maupun eksplisit dalam hal agihan keruangan (Coffey, 1989). Beberapa contoh seperti cluster pattern, random pattern, regular pattern, dan cluster linier pattern untuk kenampakan-kenampakan titik dapat diidentifikasi (Whynne-Hammond, 1985; Yunus, 1989).
Agihan kenampakan areal (bidang) dapat berupa kenampakan yang memanjang (linier/axial/ribon); kenampakan seperti kipas (fan-shape pattern), kenampakan membulat (rounded pattern), empat persegi panjang (rectangular pattern), kenampakan gurita (octopus shape pattern), kenampakan bintang (star shape pattern), dan beberapa gabungan dari beberapa yang ada. Keenam bentuk pertanyaan geografi dimuka selalu disertakan dalam setiap analisisnya.
Proses keruangan berkenaan dengan perubahan elemen-elemen pembentuk ruang dana ruang. Oleh karena itu analisis perubahan keruangan selalu terkait dengan dengan dimensi kewaktuan (temporal dimension). Dalam hal ini minimal harus ada dua titik waktu yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap fenomena yang dipelajari.
Kerangka analisis pendekatan keruangan dapat dicontohkan sebagai berikut.
“….belakangan sering dijumpai banjir dan tanah longsor. Bencana itu terjadi di kawasan hulu sungai Konto Pujon Malang. Bagaimana memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan keruangan?
Untuk itu diperlukan kerangka kerja studi secara mendalam tentang kondisi alam dan masyarakat di wilayah hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap pertama perlu dilihat struktur, pola, dan proses keruangan kawasan hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena/obyek-obyek yang terdapat di kawasan hulu sungai Konto. Setelah itu, pada tahap kedua dapat dilakukan zonasi wilayah berdasarkan kerakteristik kelerengannya. Zonasi itu akan menghasilkan zona-zona berdasarkan kemiringannya, misalnya curam, agak curam, agak landai, landai, dan datar. Berikut pada tahap ketiga ditentukan pemanfaatan zona tersebut untuk keperluan yang tepat. Zona mana yang digunakan untuk konservasi, penyangga, dan budidaya. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan ruang tersebut. Erosi dan tanah langsung dapat dicegah, dan bersamaan dengan itu dapat melakukan budidaya tanaman pertanian pada zona yang sesuai.
Studi fisik demikian saja masih belum cukup. Karakteristik penduduk di wilayah hulu sungai Konto itu juga perlu dipelajari. Misalnya jenis mata pencahariannya, tingkat pendidikannya, ketrampilan yang dimiliki, dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Informasi itu dapat digunakan untuk pengembangan kawasan yang terbaik yang berbasis masyarakat setempat. Jenis tanaman apa yang perlu ditanam, bagaimana cara penanamannya, pemeliharaannya, dan pemanfaatannya. Dengan pendekatan itu
terlihat interelasi, interaksi, dan intergrasi antara kondisi alam dan manusia di situ untuk memecahkan permasalahan banjir dan tanah longsor.

b. Pendekatan Kelingkungan (Ecological Approach).

Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusianya.
Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut. (1) mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor. Dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu. (2) mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut. (3) mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya). (4) menganalisis hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan. (5) mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.
Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingungan mendapat peran yang penting untuk memahami fenomena geosfer. Dengan pendekatan itu fenomena geosfer dapat dipahami secara holistik sehingga pemecahan terhadap masalah yang timbul juga dapat dikonsepsikan secara baik.

c. Pendekatan Kompleks Wilayah

Permasalahan yang terjadi di suatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen di wilayah itu. Permasalahan itu terkait dengan elemen di wilayah lain, sehingga keterkaitan antar wilayah tidak dapat dihindarkan. Selain itu, setiap masalah tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Faktor determinannya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan memberikan analisis yang kompleks itu untuk memecahkan permasalahan secara lebih luas dan kompleks pula.
Untuk menghadapi permasalahan seperti itu, salah satu alternatif dengan menggunakan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan itu merupakan kombinasi antara pendekatan yang pertama dan pendekatan yang kedua. Oleh karena sorotan wilayahnya sebagai obyek bersifat multivariate, maka kajian bersifat hirisontal dan vertikal. Kajian horisontal merupakan analisis yang menekankan pada keruangan, sedangkan kajian yang bersifat vertikal menekankan pada aspek kelingkungan. Adanya perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional antara unit-unit wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem yang kompleks sifatnya dan pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang multivariate juga.
Kerangka umum analisis pendekatan kompleks wilayah dapat dicontohkan sebagai berikut.
Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana memecahkan masalah urbanisasi. Masalah itu merupakan masalah yang kompleks, melibatkan dua wilayah, yaitu wilayah desa dan kota. Untuk memecahkan masalah itu dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
1. menerapkan pendekatan keruangan, seperti dicontohkan pada pendekatan pertama
2. menerapkan pendekatan kelingkungan, sebagaimana dicontohkan pada pendekatan kedua
3. menganalisis keterkaitan antara faktor-faktor di wilayah desa dengan di kota
Arti Penting Pendekatan dalam Paradigma Geografi
Dalam menghampiri, menganalisis gejala dan permasalahan suatu ilmu (sains), maka diperlukan suatu metode pendekatan (approach method). Metode pendekatan inilah yang digunakan untuk membedakan kajian geografi dengan ilmu lainnya, meskipun obyek kajiannya sama. Metode pendekatan ini terbagi 3 macam bentuk pendekatan antara lain: pendekatan keruangan, pendekatan ekologi/kelingkungan dan pendekatan kewilayahan.
1. Keruangan, analisis yang perlu diperhatikan adalah penyebaran, penggunaan ruang dan perencanaan ruang. Dalam analisis peruangan dikumpulkan data ruang disuatu tempat atau wilayah yang terdiri dari data titik (point), data bidang (areal) dan data garis (line) meliputi jalan dan sungai.
2. Kelingkungan, yaitu menerapkan konsep ekosistem dalam mengkaji suatu permasalahan geografi, fenomena, gaya dan masalah mempunyai keterkaitan aspek fisik dengan aspek manusia dalam suatu ruang.
3. Kewilayahan, yang dikaji yaitu tentang penyebaran fenomena, gaya dan masalah dalam ruangan, interaksi antar/variabel manusia dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya. Karena pendekatan kewilayahan merupakan perpaduan antara pendekatan keruangan dan kelingkungan, maka kajiannya adalah perpaduan antara keduanya.
Pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan dalam kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. Jadi fenomena, gejala dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. Penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif-alternatif pemecahan.








KESIMPULAN
Dalam suatu pembangunan berwawasan lingkungan, maka dalam pendekatannya juga harus menggunakan sistem satuan wilayah yang mengacu pada ruang/ ekosistem lingkungan. sebagai sebuah ruang (space) dan ekosistem seharusnya sudah mulai digunakan sebagai pendekatan dalam pembangunan wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan karena memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi keruangan, mempunyai ke-khas-an karakteristik dan batas-batas fisik dan yang jelas. Didalamnya terdapat berbagai komponen yang berinteraksi sehingga membentuk sistem terpadu sebagai satu kesatuan ekosistem.
2. Fungsi hidrologi, karena didalamnya terdapat siklus hidrologi dan proses-proses ikutannya.
3. Fungsi pembangunan, dapat digunakan sebagai satuan wilayah pembangunan dimana pengelolaannya untuk kesejahteraan masyarakat di dalamnya.
Sistem pewilayahan yang sudah ada, dimana batas administrasi selalu dijadikan batas pemisah, tidak akan berhasil untuk mengelola ruang dan ekosistem yang notabene bukan ruang administratif. Sistem pewilayahan yang sudah ada tidaklah harus dirubah, akan tetapi sistem dan pola koordinasi antar wilayah didalam yang harus dibenahi. Akan selalu diperlukan kemauan dan itikad baik dari berbagai pihak demi ruang hidup yang lebih baik untuk kemaslahatan bersama.




















DAFTAR ISI

• http://ahmadhabibie.wordpress.com/2009/07/27/pendekatan-geografi/
• http://kaptenpanda.multiply.com/journal/item/20/Pendekatan_Geografi_dalam_Pengelolaan_Wilayah

XE / Charla Kurniasari

Jumlah posting : 4
Join date : 02.08.09

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty kelompok 2

Post by ika widyastuti/Xe Tue Aug 18, 2009 2:03 pm

PENDEKATAN KELINGKUNGAN




Pendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada lingkungan.Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya.Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.Salah satu teori dalam pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.Geografi berkenaan dengan interelasi antara kehidupan manusia dan faktor fisik yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya.Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem.
Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting untuk memahami fenomena geofer.
Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusianya.


Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.
Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut. (1) mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor. Dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu. (2) mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut. (3) mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya). (4) menganalisis hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan. (5) mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.

Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingungan mendapat peran yang penting untuk memahami fenomena geosfer. Dengan pendekatan itu fenomena geosfer dapat dipahami secara holistik sehingga pemecahan terhadap masalah yang timbul juga dapat dikonsepsikan secara baik.



Pendekatan Kelingkungan (Pendekatan Ekologis)
Digunakan untuk mengetahui keterkaitan dan hubungan antara unsur-unsur yang berada di lingkungan tertentu, yaitu :
- hubungan antar makhluk hidup
- hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan alamnya
Contoh dari keterkaitan antar unsur misalnya petani di daerah lahan miring pasti akan melakukan kegiatan pertanian dengan sistem terrassering.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.g-excess.com/id/study/pendekatan.kelingkungan.html

http://andimanwno.wordpress.com/2008/12/13/pendekatan-pendekatan-geografi/

http://www.geografi.web.id/2009/08/pendekatan-kajian-geografi.html



bounce cheers Basketball affraid lol!

ika widyastuti/Xe

Jumlah posting : 3
Join date : 27.07.09

Kembali Ke Atas Go down

Makalah Kelompok Part 1 Empty Re: Makalah Kelompok Part 1

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik